Thursday, June 11, 2015

Amplang dan Hasil Kerajinan Curi Perhatian



Potensi pariwisata, investasi, perdagangan, kerajinan, dan seni budaya yang ada di Kabupaten Ketapang, diperkenalkan di Bandung, Provinsi Jawa Barat. Pengunjung begitu antusias ingin mengetahui potensi yang ada di kabupaten ini. Bahkan, amplang sebagai kuliner khas Ketapang dan hasil kerajinan ayaman, begitu menarik perhatian warga."Amplang yang dibawa hanya contoh produk unggulan rumah tangga diwilayah Ketapang ternyata cukup digemari," kata C Enny A, kepala Bagian Kabag Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Ketapang. Melalui pameran yang dilakukan di luar Kalbar, harapan dia, dapat memperkenalkan potensi wilayah ini kepada investor.

Ditambahkan Syarif Mahadi, salah satu kepala Sub Bagian di Bagian Perekonomian Setda Ketapang, dari sejumlah pameran yang mereka ikuti tersebut, memang amplang sangat diminati dan laris manis. Dengan demikian, dia berharap agar potensi amplang mempunyai segmen pasar di luar Kalbar. Demikian juga potensi kerajinan asal Ketapang, diakui dia, cukup diminati warga Bandung. Salah satu masukan yang mereka peroleh dari warga dalam produksi, juga harus didukung dengan kualitas produk kerajinan, salah satunya kerapian hasil pekerjaan tangan. Keingintahuan akan potensi wisata di Ketapang, menurut dia, juga terlihat dari pertanyaan pengunjung. “Salah satu yang sangat diminati untuk diketahui adalah seni budaya yang ada di Kalimantan,” ujar Mahadi.

Selain menjadi ajang promosi potensi wisata, perdagangan, investasi, kerajinan tangan, dan seni budaya, pameran yang kali pertama diiikuti Pemkab Ketapang di Kota Bandung tersebut, juga sekaligus menjadi ajang mempererat silaturahmi warga Bandung yang pernah berdomisili di Ketapang dan Kalimantan Barat. Dengan meningkatkan silaturahmi danbertukar informasi daerah tersebut, selaian menjadi pengobat rindu akan kampung halaman, juga memberikan informasi peluang dan tantangan dalam menggali potensi wilayah. "Saya cari-cari stan Kalbar, ternyata ada peserta dari Ketapang. Saya senang sekali ketemu orang Kalbar di sini (Bandung, Red). Sudah 25 tahun saya menetap di sini," ujar  Hendro Purnomo, salah satu dosen di Jawa Barat.

Pameran yang berakhir kemarin malam tersebut, melahirkan cukup banyak pertukaran informasi dalam mengembangkan potensi wisata, kerajinan, perdagangan, investasi, dan seni budaya. Apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir 2015. Masyarakat dan pelaku usaha diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk sehingga tidak terlibat dalam penerapan MEA.